BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemikiran kalam belum muncul di zaman Nabi. Umat di masa itu menerima sepenuhnya
penyampaian Nabi. Mereka tidak mempertanyakan secara filosofis apa yang
diterima itu. Kalau terdapat kesamaran pemahaman, mereka langsung bertanya
kepada Nabi dan umat pun merasa puas dan tenteram. Hal itu berubah setelah Nabi
wafat. Nabi tempat bertanya sudah tidak ada. Pada waktu itu pengetahuan dan
budaya umat semakin berkembang pesat karena terjadi persentuhan dengan berbagai
umat dan budaya yang lebih maju. Penganut Islam sudah beragam dan sebagiannya
telah menganut agama lain dan memiliki kebudayaan lama. Hal-hal yang diterima
secara imani mulai dipertanyakan dan dianalisa.
Dalam islam sebenarnya
terdapat lebih dari satu pemikiran-pemikiran kalam. Namun yang akan dibahas
pada makalah ini adalah Pemikiran Kalam aliran Al-mu’tazilah dan Syi’ah.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
melatarbelakangi munculnya Mu’tazilah?
2.
Sebutkan
ajaran-ajaran dasar Mu’tazilah?
3.
Apa yang
melatarbelakangi munculnya Syi’ah?
4.
Bagaimana dasar-dasar
pemikiran Syi’ah?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui sejarah munculnya Mu’tazilah.
2.
Untuk
mengetahui ajaran-ajaran dasar Mu’tazilah.
3.
Umtuk
mengetahui sejarah munculnya Syi’ah.
4.
Untuk
mengetahui dasar pemikiran Syi’ah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DAN
ASAL-USUL KEMUNCULAN MU’TAZILAH
Secara
harfiah kata Mu’tazilah berasal dari kata I’tazala yang berarti berpisah atau
memisahkan diri ,yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri.Secara teknis,
istilah Mu’tazilah menunjuk pada dua golongan .
Golongan
pertama (selanjutnya disebut Mu’tazilah I ) muncul sebagai respon politik
murni. Golongan ini tumbuh sebagai kaum netral politik ,khususnya dalam arti bersikap lunak dalam menangani
pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan lawan-lawannya,terutama
Muawiyah,Aisyah, dan Abdullah bin Zubair.Menurut penulis ,golongan inilah yang mula-mula
disebut kaum Mu’tazilah karena mereka menjauhkan diri dari pertikaian masalah
khalifah. Kelompok ini bersifat netral politik tanpa stigma teologis seperti
yang ada pada kaum mu’tazilah yang tumbuh di kemudian hari.
Golongan kedua
(selanjutnya disebut Mu’tazilah II ) muncul sebagai respon persoalan
teologis yang berkembang dikalangan
Khawarij dan Murji’ah akibat adanya peristiwa tahkim.Golongan ini muncul karena
mereka berbeda pendapat dengan golongan khawarij dan Murji’ah tentang pemberian
status kafir kepada orang- orang yang berbuat dosa besar.Mu’tazilah II inilah
yang akan dikaji. dalam sejarah kemunculannya memiliki banyak versi. beberapa versi tentang pemberian nama
Mu’tazilah kepada golongan kedua ini berpusat pada peristiwa yang terjadi
antara Wasil bin Atha serta mertanya ,Amr bin Ubaid,dan Hasan Al-Basri di
Basrah.Ketika Wasil mengikuti pelajaran
yang diberikan oleh Hasan Al Basri di
mesjid Basrah.[1][1][1]
datanglah seseorang yang bertanya mengenai pendapat Hasan Al Basri tentang
orang yang berdosa besar . Ketika Hasan Al Basri masih berfikir .
Wasil mengemukakan pendapatnya dengan mengatakan .”Saya
berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar bukanlah mukmin bukanlah pula
kafir ,tetapi berada pada posisi diantara keduanya , tidak mukmin tidak juga
kafir.” Kemudian ia berdiri dan menjauhkan diri dari Hasan Al Basri pergi
ke tempat lain di mesjid disana ia mengulangi pendapatnya kembali .Atas peristiwa ini Hasan Al Basri
mengatakan: “wasil menjauhkan diri dari
kita (I’tazaala’ anna )”. Dengan demikian ia serta teman-temannya,kata
al-Syahrastani, disebut kaum Mu’tazilah.
Menurut
al-Baghdadi,Wasil dan temannya ‘Amr ibn Ubaid Ibn Bab diusir oleh hasan
Al-basri dari majlisnya karena adanya pertikaian antara mereka memgenai
persoalan Qadar dan orang yang berdosa besar .Keduanya menjauhkan diri dari Hasan Al-Basri dan mereka serta
pengikut-pemgikutnya disebut kaum Mu’tazilah. karena mereka menjauhklan diri
dari paham umat islam tentang soal orang yang berdosa besar.
Versi lain
yang diberikan oleh Tazy Kubrah
Zadah,menyebut bahwa Qatadah Ibn Da’maah pada suatu hari masuk ke mesjid Basrah
dan menuju majlis ‘Amr ibn Ubaid yang disangkanya adalah majelis Hasan Al Basri
.setelah ternyata baginya bahwa itu bukan majelis Hasan Al Basri ia berdiri dan
meninnggalkan tempat itu,sambil berkata: “Ini kaum Mu’tazilah .” Semenjak itu ,
kata Tasy Kubra Zadah ,mereka disebut kaum Mu’tazilah.
Ada teori baru
yang dimajukan oleh Ahmad Amin .bahwa nama Mu’tazilah sudah terdapat sebelum
adanya peristiwa Wasil dengan Hasan Al Basri dan sebelum timbulnya pendapat
tentang posisi diantara duia posisi.kalau itu dipakai sebagai designatie
terhadap golongan orang-orang yang tak
mau turut campur dalam pertikaian –pertikaian politik yang terjadi di Zaman
Usman Ibn’ Affan dan’Ali bin Abi Thalib .
Mereka menjauhkan diri dari golongan-golongan yang saling bertikai.Dalam
suratnya kepada khalifah “mu’tazilin’. Kalau al Tabari menyebut nama
Mu’tazilin”, abu al-fida memakai kata al mu’tazilah sendiri.
Untuk
mengetahui asal usul nama Mu’tazilah itu sebenarnya memang sulit . Yang jelas ialah bahwa nama Mu’tazilah
sebagai designatie bagi aliran teologi rasional dan liberal dalam islam timbul
sesudah peristiwa Wasil dengan Hasan al Basri di Basrah dan bahwa lama sebelum
terjadinya peristiwa Basrah itu telah pula terdapat kata-kata I’tazalah,al-Mu’tazilah
. tetapi apa hubungan yang terdapat
antara Mu’tazilah pertama dan Mu’tazilah kedua, fakta-fakta yang ada belum
dapat memberikan kepastian . [2][2][2]
B. AL USHUL AL KHAMZAH : LIMA AJARAN DASAR
TEOLOGI MU’TAZILAH
Kelima ajaran
dasar mu’tazilahyang tertuang dalam al ushul al khamzah antara lain :
1.
At tauhid
At Tauhid
(pengesaan Tuhan ) merupakan prinsip utama dan intisari ajaran Mu’tazilah .
tauhid memiliki arti yang spesifik.Tuhan harus disucikan dari segala sesuatu
yang dapat mengurangi arti kemahaesaannya. Menurutnya Tuhan itu Esa tidak ada
yang menyamainya ,bukan jisim,bukan jauhar,bukan ‘aradl,tidak berlaku padanya
masa,tidak mengambil ruang dan tempat , tidak
bisa disifati dengan sifat-sifat yang ada pada makhuknya ,tidak
terbatas,tidak melahirkan,dan tidak dilahirkan ,tidak dapat dicapai dengan
panca indera.
2.
Al- Adl
ajaran ini
bertujuan ingin menempatkan Tuhan benar-benar adil menurut sudut pandang
manusia ,karena alam semesta ini sesungguhnya dicipitakan untuk kepentingan
manusia .Tuhan dipandang adil apabila
bertindak hanya yang baik (ash –shalah) dan terbaik (al-ashalah)dan
bukan yang tidak terbaik . Begitu pula Tuhan itu adil bila tidak melanggar janji-Nya . Dengan demikian
Tuhan terikat dengan janjinya.
Ajaran tentang
keadilan ini berkait erat dengan beberapa hal ,antara lain:
a.
Perbuatan
manusia
Manusia menurut
Mu’tazilah,melakukan dan menciptakan perbuatannya sendiri,terlepas dari
kehendak dan kekuasaan Tuhan,baik secara langsung atau tidak.Manusia
benar-benar bebas untuk menentukan pilihan perbuatannya baik atau buruk.
b.
Berbuat baik
dan terbaik
Maksudnya
adalah kewajiban Tuhan untuk berbuat baik bahkan terbaik bagi manusia.Tuhan
tidak mungkin jahat dan aniaya karena akan terkesan Tuhan .Tuhan Penjahat
Penganiaya sesuatu yang tidak layak bagi Tuhan.
3.
Al-Wa’d wa
al-Wa’id
Ajaran ketiga
sangat erat kaitannya dengan ajaran kedua . Al-Wa’d wa al-Wa’id berarti janji
dan ancaman. Tuhan yang Maha adil dan Mahabijaksana tidak akan melanggar
janji-Nya .Perbuatan Tuhan tertikat dan dibatasi oleh janji-Nya sendiri. Yaitu memberi
pahala surga bagi yang berbuat baik (al-muthni) dan mengancam dengan siksa
neraka atas orang yang durhaka (al -ashi) .Begitu pula janji Tuhan untuk
memberi pengampunan pada orang yang bertobat nasuha pasti benar adanya.ini
sesuai dengan prinsip keadilan .Jelasnya siapapun berbuat baik akan dibalas
dengan kebaikan . Siapapun berbuat jahat
akan dibalasnya dengan siksa yang sangat pedih.
4.
Al-Manzilah
bain al-manzilatain (posisi diantara dua posisi)
Pokok ajaran ini adalah bahwa mukmin yang melakukan
dosa besar dan belum tobat bukan lagi
mukmin atau kafir.tetpi fasik.Izusu dengan mengutip Ibn Hazmn,menguraikan
pandangan Mu’tazilah sebagai berikut”Orang yang melakukan dosa besar disebut
fasik,Ia bukan mukmin bukan pula kafir,bukan pula munafik. Mengomentari
pendapat tersebut,Izutsu menjelaskan bahwa sikap MU’tazilah adalah membolehkan
hukum perkawinan dan warisan antara mmukmin pelaku dosa besar dan mukmin lain
dan dihalalkannya binatang sembelihannya. Menurut mu’tazilah pelaku dosa besar
tidak dapat dikatakan sebagai mukmin secara mutlak. Hal ani karena keimanan
menuntut adanya kepatuhan kepada Tuhan ,tidak cukup hanya pengakuan dan
pembenaran . berdosa besar bukanlah kepatuhan melainkan kedurhakaan. Pelakunya
tidak dapat dikatakan kafir secara mutlak mkarena ia masihpercaya kepada Tuhan
,Rasul-Nya dan mengerjakan pekerjaan yang baik.
Hanya saja
kalau meninggal sebelum bertobat ,ia dimasukkan ke neraka dan akan kekal di
dalamnya.orang mukmin masuk surga dan orang kafir masuk neraka.
5.
Al-Amr bin
al-Ma’ruf Wa an-nahyin an Munkar
Ajaran dasar
yang kelima adalah menyuruh kebajikan dan melarang kemungkaran .ajaran ini
menekankan keberpihakan kepada kebenaran dan keadilan. Ini merupakan
konsekuensi logis dari keimanan hanya dibuktikan dengan perbuatan
baik,diantaranya dengan menyuruh orang berbuat baik dan mencegahya dari kejahatan
C. PENGERTIAN DAN ASAL USUL MUNCULNYA ALIRAN
SYIAH
Syi’ah
dilihat dari bahasa berarti pengikut,pendukung,partai atau kelompok, sedangkan
secara terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan
keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Atau orang yang
disebut sebagai ahlal-bait.Poin penting dalam doktrin Syi’ah adalah pernyataan
bahwa segala petunjuk agama itu bersumber dari ahl al-bait.Mereka menolak
petunjuk –petunjuk keagamaan dari para sahabat yang bukan ahl al-bait atau para
pengikutnya.[3][3][4]
Syiah adalah
golongan yang menyanjung dan memuji Sayyidina Ali secara berlebih-lebihan
.karena mereka beranggapan bahwa beliau adalah yang lebih berhak menjadi
pengganti Nabi Muhammad SAW, berdasarkan wasiatnya.Sedangkan khalifah-khalifah
sepertiAbu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab dan Utsman Bin Affan dianggap
sebagai penggasab atau perampas khalifah.
Sebagaimana
dimaklumi bahwa milai timbulnya fitnah di kalangan ummat Islam biang keladinya
adalah Abdullah Bin Saba’ ,seorang Yahudi yang pura-pura masuk islam .Fitnah tersebut cukup
berhasil,dengan terpecah-belahnya persatuan ummat,dan timbullah Syiah sebagai
firqoh pertama.[4][4][5]
Kalangan syiah
sendiri berpendapat bahwa kemunculan syiah berkaitan dengan masalah pengganti
(khilafah) Nabi SAW.mereka menolak kekhalifahan Abu Bakar ,Umar bin Khttab, dan
Utsman bin Affan karena dalam pandangan mereka hanya Ali bin Abi Thalib lah
yang berhak menggantikan Nabi.Kepemimipinan Ali dalam pandangan Syiah sejalan
dengan isyarat-isyarat yang diberikan oleh Nabi SAWpada masa hidupnya.Pada awal
kenabian ,ketika Muhammad SAW dip[erintahkan menyampaikan dakwahkepada kerabatnya
yang pertama-tama menerima adalah Ali bin Abi Thalib .Diceritakan bahwaNabi
pada saat itu mengatakan bahwa oranga yang pertama-tama memenuhi ajakannya akan
menjadi penerus dan pewarisnya.Selain itu sepanjang kenabian Muhammad ,Ali
merupakan orang yang menunujukkan perjuagan dan pengabdian yang luar biasa
besar.[5][5][6]
Berlawanan
dengan harapan mereka ,justru ketika Nabi wafat dan jasadnya belum dikuburkan
,sedangkan anggota keluarganya dan beb erapa orang sahabat sibuk dengan
persiapan dan upacara pemakamannya.teman dan para pengikut Ali mendengar kabar
adanya kelompok lain yang telah pergi ke mesjid ,tempat umat berkumpul
menghadapi hilangnya pemimpin yang tiba-tiba .kelompok ini ,yang kemudian
menjadi mayoritas ,bertindak lebih jauh dan dengan sangat tergesa-gesa memilih
pimpinan kaum muslimin dengan maksud menjaga kesejahteraan unat dan memecahkan
masalah mereka saat itu.Mereka melakukan hal itu tanpa berunding dengan ahlul
bait ,keluarga ataupun para sahabat yang sedang sibuk dengan acara pemakaman
dan tidak sedikit pun memberitahukan mereka. Dengan demikian ,kawan-kawan Ali
dihadapkan pada suatu keadaan yang sudah tak dapat berubah lagi.(faith
accompli).
Berdasarkan
realita itu, muncullah sikap di kalangan sebagian kaum muslimin yang menentang
kekhalifahan dan menolak kaum mayoritas .Mereka tetap berpendapat bahwa
pengganti Nabi dan penguasa keagamaan yang
sah adalah Ali. Inilah yang kemudian disebut Syiah.namun , lebih dari
itu .seperti dikatakan Nasr, sebab utama munculnya Syiah adalah terletak pada
kenyataan bahwa kemungkinan ini ada dalam wahyu islam sendiri,sehingga mesti
diwujudkan .
D.SEKTE-SEKTE ALIRAN SYI’AH
a.Syiah Itsna Asyariyah (Syiah Dua Belas/ Syiah
Imamiyah )
Dinamakan
Syi’ah Imamiyah karena dasar yang terjadi dasar akidahnya adalah
persoalan imam dalam arti pemimpin religio politik,yakni ali berhak menjadi
khalifah bukan hanya karena kecakapannya atau kemuliaan akhlaknya, tetapi juga
karena ia telah ditunjuk nas dan pantas menjadi kholifah pewaris kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW . Ide tentang hak ali dan keturunannya untuk menduduki
jabatan kholifah telah ada sejak nabi wafat,yaitu dalam perbincangan politik di
Saqifah Bani Sa’idah.[6][6][7]
Syi’ah Itsna Asyariyah sepakat bahwa ali adalah
penerima wasiat Nabi Muhammad seprti yang di tunjukkan nas. Adapun Al-ausiya
(penerima wasiat) setelah ali bin abi tholib adalah keturunan dari garis
fatimah, yaitu Hasan bin Ali kemudian Husen bin Ali sebagaimana yang
disepakati. Setelah Husen adalah Ali Zainal Abidin, kemudian secara
berturut-turut;Muhammad Al-Baqir,Abdullah ja’far Ash-Shadiq,Musa Al-kahzim,Ali
Ar-Rida,Muhammad Al-Jawwad,Ali Al-Hadi, Hasan Al-Askri dan Muhammad
Al-Mahdi sebgai imam kedua belas. Demikian lah, karena berbaiat di bawah imamah
dua belas imam, mereka di kenal dengan sebutan Syiah Itsna Asyariyah.
Nama dua belas (Itsna Asyariyah) ini mengandung
pesan penting dalam tinjauan sejarah, yaitu golongan ini terbentuk setelah
lahirnya kedua belas iman yaitu kira-kira pada tahun 260 H/878 M. Pengikut
sekte ini menganggap bahwa iman ke duabelas, Muhammad Al-Mahdi, dinyatakan
gaibah (occultation). Muhammad Al-Mahdi bersembunyi diruang bawah tanah rumah
ayahnya di samarra dan tidak kembali. Itulah sebabnya kembalinya Imam Al-Mahdi
ini selalu ditunggu-tunggu pengikut sekte Syi’ah Itsna Asyariyah. Ciri khas
kehadirannya adalah sebagai Ratu Adil yang akan turun di akhir zaman. Oleh
karena inilah, Muhammad Al-Mahdi dijuluki sebagai Imam Mahdi Al-Muntazhar (yang
ditunggu)
·
Doktrin-doktrin
Syi’ah Itsna Asyariyah
Di dalam sekte
Syi’ah Itsna Asyariyah dikenal konsep UsulAd-Din.Konsep ini terjadi akar atau
fondasi pragmatisme agama. Konsep usuluddin mempunyai lima akar.
1.
Tauhid (The
Devine Unity).
Tuhan adalah Esa baik esensi maupun
eksistensi-Nya.Keesaan Tuhan adalah mutlak.Ia bereksistensi dengan
sendirinyasebelum ada ruang dan waktu. Ruang dan waktu diciptakan oleh tuhan.
Tuhan maha tahu,maha mendengar,selalu hidup,mengerti tidak murakkab (tersusun).
Tuhan tidak membutuhkan sesuatu. Ia berdiri sendiri,tidak dibatasioleh
ciptaan-Nya. Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
2.
Keadilan (The
Devine Justice)
Tuhan
menciptakan kebaikan di dalam semesta ini merupakan keadilan.Ia tidak pernah
menghiasi ciptaan-Nya dengan ketidakadailan. Karena ketidakadilan dan kelaliman
terhadap yang lain merupakan tanda kebodohan dan ketidak mampuandan sifat ini
jauh dari keabsolutan dan kehendak tuhan.Tuhan memberikan akal kepada manusia
untuk mengetahui pekara yang benar atau salah melalui perasaan. Manusia dsapat
menggunakan penglihatan, pendengaran, dan indra lainya untuk melakukan
perbuatan, baik perbuatan baiak maupun perbuatan buruk.jadi, manuasia dapat
mamanfatkan potensi berkehandak sebagaianugrah tuhan untuk mewujudkan dan
bertangguang jawab atas perbuatannya.
3.
Nubuwwah
(Apostleship)
Setiap makhluk
sekalipun telah diberi insting, masih membutuhkan petunjuk, baik petunjuk dari
tuhan maupun dari manuasia.Rosul merupakan petunjuk hakiki utusan Tuhan yang
secara transenden diutus untuk membrikan acuan dalam membedakan antara yang
baiak dan yang buruk di alam semesta.Dalam keyakinan Syi’ah itsna Asyariyah,
tuhan telah mengutus 124.000 rasul untuk memberikan petunjuk kepada manusia. Syi’ahn
Itsna Asyariyah percaya mutlak tentang ajaran tauhid dengan kerasulan sejak
adam hingga Muhammad. Mereka percaya adanya kiamat. Kemurnian dan keaslian
Al-Qur’an jauh dari tahrif perubahan, atau tambahan.
4.
Ma’ad (The Last
Day)
Ma’ad adalah hari akhir (kiamat) untuk
menghadap pengadilan atuhan di akhirat. Seriap muslim harus yakin akan
keberadaan kiamat dan kehidupan suci setelah dinyatakan bersih dan lurus dalam
pengadilan Tuhan. Mati adalah periode transit dari kehidipan dunia nemuju ke akhirat.
5. Imamah (The Devine Guidance)
Imamah adalah intuisi yang dianagurasikan Tuhan
untuk memberikan petunjuk manusia yang dipilih dari keturunan ibrahim dan
didelegasikan kepada keturunan Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
Selanjutnya, dalam sisi yang yang bersifat
mahdah, Syi’ah isna asyariyah berpijak kepada delapan cabang agama yang di
sebut dengan furu ad-din delapan cabang tersebut terdiri atas shalat, puasa,
haji, zakat, khumus, atau pajak sebesar seperlima dari penghasilan, jihad al-amri
bi al-ma’ruf dan an-nahyu an-munkar.
·
Syi’ah Sab’iyah
(Syi’ah Tujuh)
Istilah Syi’ah
sab’iyah (syiah tujuh) di analogikan dengan Syi’ah Itsna asyariyah .Istilah itu
memberikan pengertian bahwa sekte Syi’ah Sabi’yah hanya mengakui tujuh Imam,
yaitu Ali, Hasan, husein, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, ja’far
As-Shodiq, dan Ismail bin ja’far. Karena dinisbatkan pada ismail bin Ja’far
As-Shadiq, syiah sab’iyah disebut juga Syiah Ismailiyah.
Berbeda dengan Syi’ah Itsna Asyariyah, Syi’ah
istna asyariyah membatalkan ismail bin ja’far sebagai imam ketujuh karena
memiliki kebiasaan tak terpuji dan dia wafat mendahului bapaknya,ja’far.
Sebagai penggantinya adalah Musa Al-Kadzim, adik Ismail. Syiah sab’iyah menolak
pembatalan tersebut berdasarkan sistem pengangkatan imam dalam syi’ah dan
menganggap Ismail sebagai Imam ketujuh, dan sepeninggalnya diganti oleh
putranya yang tertua yang bernama Muhammad bin Ismail.
c. Syi’ah
Zaidiyah
Imamah
sebagaimana telah disebutka merupakan doktrin fundamental dalam Syi’ah secara
umum.Berbeda dengan doktrin imamah yang lain .Syi’ah Zaidiyah merngembangkan
doktrin imamah yang tipikal. Kaum Zaidiyah menolak pandanagn yang menyatakan
bahwa seorang imam yang mewarisi kepemimpinan Nabi SAW.telah ditentukan nama
dan orangnya oleh Nabi,tetapi hanya ditentukan sifat-sifatnya saja.Ini jelas
berbeda dengan sekte Syi’ah lain yang percaya bahwa Nabi SAW telah menunjuk Ali
sebagai imam setelah Nabi wafat karena Ali memiliki sifat-sifat yang tidak
dimiliki oleh orang lain ,seperti keturunan bani hasyim ,wara (saleh menjauhkan
diri dari segala dosa ) bertakwa, baik,dan membaur dengan rakyat untuk mengajak
mereka hingga mengakuinya sebagai iman.
Selanjutnya menurut Zaidiyah seorang imam
paling tidak harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.Pertama,merupakan
keturunan ahl al bait,baik melalui garis Hasan maupun Husein kedua,. memiliki
kemampuan mengangkat senjata sebagai upaya mempertahankan diri atau menyerang . ketiga, memiliki
kecenderungan intelektualisme yang dapat dibuktikan melalui ide dan karya
dalam bidang keagamaan.[7][7][8]
d. Syi’ah Ghulat
Sesungguhnya
Syiah Ghulat daalah keturunan kaum gnostik lama,yang islamnya semata-mata
karena mengganti kristus dengan Muhammad atau Ali. Mereka sesungguhnya adalah
kaum docet dalam islam.kaum Nusauriyah yang percaya bahwa Ali itu adalah Tuhan
.Menurut Syahrastani, ada empat doktrin yang membuat mereka ekstrim, yaitu tanasukh,
bada’, raj’ah,dan tasbih. Moojan momen menambahkannya dengan hulul
dan ghayba.[8][8][9]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Aliran
mu’tazilah merupakan aliran yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih
mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum
khawarij dan Murji’ah .mereka banyak
memakai akal sehingga mereka mendapat nama “kaum Rasionalitas islam”.sedangkan
aliran Syi’ah merupakan aliran pertama yang muncul di kalangan umat Islam.
Aliran ini dilatarbelakangi oleh pendukung ahlul bait yang tetap menginginkan
pengganti Nabi adalah dari ahlul bait sendiri yaitu Ali bin Abi Thalib. Mereka
mempunyai doktrin sendiri dalam alirannya, salah satunya tentang Imamah. Mereka
berpendapat bahwa pengganti Nabi yang pantas menjadi pemimpin adalah seseorang
yangma’shum(terhindar dari dosa).Bahkan dalam sekte yang ekstrim yaitu
Syi’ah Ghulat, mereka telah menuhankan Ali. Mereka menganggap bahwa Ali lebih
tinggi daripada Nabi Muhammad SAW.
B.
Saran
Sangatlah diperlukan bagi kita untuk
mempelajari Aliran Mu’tazilah dan syi’ah ini,karena dengan belajar aliran ini
kita bisa mengetahui seluk beluk dari ajaran Mu’tazilah dan Syi’ah. Misalnya
tentang tokoh-tokoh Syi’ah.Dan agar kita juga bisa mengambil kekurangan dan
kelebihan dari kedua aliran ini.
DAFTAR
PUSTAKA
M.Ag.,
Anwar, Rosihan, DR; M.Ag., Rozak, Abdul, Drs. 2007. Ilmu Kalam. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Nasir,
H.Sahilun A, Drs.1991.Pengantar Ilmu Kalam.Jakarta:CV Rajawali Pers.
Nasution
Harun .2011.Teologi Islam.Jakarta: Penerbit Universitas indonesia
0 komentar:
Posting Komentar